Selasa, 13 Januari 2015

Di Tebang Sayang (seri 1)

Jumpa lagi dengan Om Jeje ya?

Semoga dalam keadaan sehat semuanya, keep smile donk



Tiba-tiba saja jadi hot topik dikalangan warga RW19 jika pak RW yang baru saja dilantik ini “gemar menebang pohon”, padahal sejatinya pentingya Sebatang pohon menyerupai sebuah pabrik kimia raksasa, dimana proses-proses kimia yang sangat rumit dijalankan. Dari sebuah kajian penelitian, secara sederhana dapat disimpulkan semakin tinggi pohon yang tumbuh subur diatas tanah akan semakin memberi manfaat yang lebih bagi kehidupan, di antaranya adalah:
1.        Menghasilkan oksigen 1,2 kg/pohon/hari, 
2.       Membuat teduh/sejuk, menyerap panas 8x lebih banyak, 
3.       Menjaga kelembaban, menguapkan 3/4 air hujan ke atmosfir, 
4.       Menyerap debu, 
5.        Mengundang burung 
6.       Membuat keindahan

Sementara itu fungsi pohon di bawah tanah di antaranya adalah: 1. Menyerapkan air ke tanah, 2. Mengikat butir-butir tanah, 3. Mengikat air di pori tanah dengan kapilaritas dan tegakan permukaan.

Mengapa menebang pohon dilarang?
Satu pohon menghasilkan 1, 2 kg oksigen per hari. satu orang bernafas perlu 0,5 kg oksigen per hari. Jadi satu pohon menunjang kehidupan dua warga dan menebang satu pohon di kota, berarti mencekik dua warga (*dari forum hijau Indonesia). Sejalan dengan itu sesuai dengan Perda Kota Depok No.16 tahun 2012, Pasal 8 tentang pengawasan Ketertiban Umum: Setiap orang dilarang merusak, menebang, memotong pohon dan tanaman yang hidup disepanjang jalur hijau atau taman, kecuali dalam keadaan darurat, maka akan diancam kurungan selama-lamanya 3 (bulan) atau denda sebesar-besarnya 25 (juta rupiah). (Wow… seremmmm...)


Jika sebatang pohon saja begitu besar dan penting manfaatnya, kenapa RW kita yang satu ini berani-beraninya main sikat pohon tanpa kompromi? Apa dia kurang kerjaan? atau,... jangan-jangan dia lihat kuntilanak dibatang pohon,…???? berbagai pertanyaan muncul di benak saya. Tetapi sebagai warga negara yang baik tentunya saya harus mengedepankan azas praduga tak bersalah, hehehehe,… sambil mencari tau duduk perkara kebenarannya. Singkat cerita dengan berbekal pertanyaan-pertanyan yang ada dikepala, maka saya temui Pak RW baru itu, dengan harapan bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dan dapat diterima paling tidak menurut persepsi saya. Setelah basa-basi busuk pertanyaanpun terlontar dari mulut saya, apa, kenapa, pohon yang ada di jalur hijau pedestrian/kanstin jalan lingkungan ditebang,.? Bukannya itu jelas-jelas merugikan bagi keasrian lingkungan kita,.? Apakah bapak tau berapa harga sebatang pohon palem raja,.?? Mendengar pertanyaan saya beliaupun hanya tersenyum lugas seperti sikapnya selama ini, tidak banyak penjelasan yang keluar dari mulutnya, hanya saja saya diajak melihat lokasi bekas pohon yang sudah dia tebang dan pohon yang menurut beliau akan ditebang karena bermasalah, apasih masalah pohon itu?

    
 
 
Setelah melihat langsung kondisi pohon yang akan ditebang/dipangkas saya jadi mengerti kenapa pohon tersebut harus ditebang, beberapa penjelasan dari pak RW bahwa pohon yang beliau tebang adalah pohon yang karena sifatnya (contohnya pohon palem yang mempunyai akar serabut); Merusak tembok drainase/ saluran limbah rumah, merusak tembok kanstin jalan, dan merusak jalan (dimana permukan jalan/ aspal terangkat), memangkas dahan pohon yang menjulur ke area public (dalam hal ini jalan)
Tetapi masih ada yang mengganjal dibenak saya, kenapa harus ditebang? Apakah tidak dicarikan solusi lain,? Analisa/catatan saya :

  •       Tanpa harus ditebang pohon bisa diposisikan diluar kanstin, yaitu dengan memotong kanstin yang ada (dengan catatan akar dan batang pohon belum merusak kanstin).

  •      Lebarnya kanstin sebagai tempat tanaman tidak sesuai dengan jenis pohon yang banyak ditanam (seperti: Palem, Bintaro, Matoa dan pohonTanjung), dimana lebar kanstin yang tidak lebih dari 30 cm tidak cocok untuk tanama yang mempunya batang pohon besar serta mempunyai akar yang besar atau serabut seperti jenis palem.

  •      Jika terpaksa harus ditebang, maka harus segera di carikan penggantinya dengan tanama yang karena sifatnya tidak merusak seperti tanaman Perdu/Semak (Bougenvil, Pucuk merah, dll).



Demikian sekelumit dari saya, harapannya semakin banyak masukan dan pemikiran untuk kenyamanan lingkungan kita bersama sehingga solusi yang diambil tidak menimbulkan masalah baru dikemudian hari.
Coretan berikutnya kita akan coba cari tau jenis pohon apa saja yang cocok untuk lingkungan kita tercinta ini,…

Salam Kompak

Om Jeje

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar