Selasa, 05 Mei 2015

Pesan dalam Spanduk

Selamat sore,

Rekan, sahabat warga RW 19, dan Perumahan Permata Cimanggis umumnya. Akhir-akhir ini kita melihat dan mendengar pembicaraan warga tentang kenaikan IPL (Iuran Pengelolaan Lingkungan) dan wacana serah terima cluster yang telah memenuhi persyaratan pemda Kota Depok.
Karena pembicaraan yang tidak terstruktur kadang bisa menjadi bias karena ketidakpahaman akan akar permasalahan, tulisan ini bukan untuk membuat keruh tetapi mencoba melihat peristiwa yang terjadi dari sudut makna teks pada pesan yang disampaikan melalui spanduk.

Di pertengahan April warga permata cimanggis dikejutkan (kadang ga terkejut juga hihihi) dengan kemunculan spanduk penolakan kenaikan IPL yang ditempel di pintu cluster Jamrud. Penulis mencari tau kenapa spanduk ini muncul, setelah sedikit gerilya ternyata kehadiran spanduk ini buat akibat dari kebijakan developer permata cimanggis yang akan menaikan IPL hingga lebih 40% (dari 90.000 ke 150.000 rupiah/rumah). Sungguh kenaikan yang sangat fantastis pendapat beberapa warga, entah bagaimana awalnya sehingga surat kenaikan IPL ini meluncur ke setiap cluster (maksudnya apakah sudah ada ruang diskusi atau hanya sepihak?) banyak alibi disini.

Akhirnya gelombang penolakan tersebut melanda ke semua cluster dengan memasang spanduk yang intinya Menolak/penolakan. Dibawah ini ditampilkan spanduk yang tersebar di setiap cluster, akan terdapat kesamaan dan perbedaan memaknai makna teks kalimat spanduk ini.


Spanduk Penolakan di Cluster Jamrud

 


Spanduk Penolakan di Cluster Kumala



Spanduk Penolakan di Cluster Mutiara



Spanduk Penolakan di Cluster  Safir



 Spanduk Penolakan di Cluster Topaz


Analisis teks:
dari semua kalimat dalam spanduk semuanya menolak walau dengan beberapa variasi bahasa, tetapi tidak ada kalimat yang menenangkan atau mengajak diskusi akan kebijakan ini, kebijakan kenaikan IPL yang disampaikan developer di terima dengan penolakan (entah sepihak atau siapa sebenarnya yang menolak), mungkinkah kebijakan kenaikan IPL ini sinyal keengganan developer mengurus warga? memang masih perlu pencarian data dan fakta tidak sepihak dalam menarik kesimpulan. sehingga akibat kejadian ini kedua belah pihak akan menerima konsekuensi, alangkah indah bila kedua pihak (warga dan developer) duduk bareng dalam pengelolaan ini karena keduanya saling membutuhkan. Dibuatkan Visi bersama ada win-win solution, PASTI ada solusi terbaik jangan sampe ada penunggang gelap dipermasalahan ini atau memang di skenariokan? Ini hanya analisis bukan pembenaran perlu kelapangan hati dan kejernihan pikiran dalam menyelesaikan "keributan ini" semoga niat baik kedua pihak dapat bertemu dalam satu meja untuk mewujudkan Hunian yang ASRI dan NYAMAN sesuai brosur yang ditawarkan ketika konsumen membaca brosur perumahan ini.

salam kompak
om brew

3 komentar:

  1. Tolak,...Tolak,....Tolak,...
    Kolak,...Kolak,....Kolak,...

    BalasHapus
  2. Bapak ibu permata cimanggis sy mau tanya apa dsna banjir kl musim hujan?
    Krn kbetulan sy akan beli rmh dsna tepatnya cluster safir...
    Mohon infonya terima kasih...

    BalasHapus